DIGITAL THEORY : THEORIZING NEW MEDIA



New Media atau yang dapat kita artikan sebagai media baru, bisa kita definisikan sebagai transisi penggunaan media, dari yang menggunakan teknologi analog ke media yang menggunakan teknologi digital. Sampai sekarang kita bisa temukan media lewat surat kabar, radio, atau televisi, namun karena perkembangan teknologi, para penyedia media harus berinovasi, contohnya seperti radio streaming dan E-paper. Pada blog saya kali ini akan membahas perkembangan dari era media pertama, dan era media kedua, yang merupakan bagian dari media baru. 

ERA MEDIA PERTAMA (FIRST MEDIA AGE)

Era media pertama dikemukakan oleh Marshall McLuhan  dalam tulisannya yang berjudul Electronic Revolution Effects of New Media. McLuhan berpendapat bahwa revolusi elektronik yang terjadi pada tahun 1960an memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini disebabkan pada tahun 1960an, era media cetak mulai beralih ke media elektronik. McLuhan juga menyatakan bahwa bentuk media yang baru dapat mentransformasi pengalaman dan masyarakat. 

Era media pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
- Sebagian besar media cenderung dikontrol negara
- komunikasi satu arah
- partisipan terpecah dan terbentuk sebagai massa
- produksi yang terpusat (dari satu orang ke banyak orang)

Dalam teori era media pertama, mengenal pendekatan integrasi sosial. pendekatan integrasi sosial adalah sebuah pendekatan dalam teori era media pertama yang menekankan bahwa transmisi informasi yang mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi. Beberapa media dianggap berperan sebagai media informasi, dan karenanya memiliki fungsi memediasi antara kenyataan dan konsumen.


ERA MEDIA KEDUA (SECOND MEDIA AGE)

Era media kedua dikemukakan oleh Mark Poster pada tahun 1990an dalam bukunya yang berjudul The Second Media Age. Dalam bukunya, Mark Poster menggambarkan dimulainya periode baru dalam teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, terkhususnya internet, yang telah membuat munculnya masyarakat baru. Media terus dikembangkan di era media kedua ini dan terjadi perubahan penting pada teori media. Contohnya adalah hilangnya konsep media dari komunikasi massa ke dalam berbagai bentuk media yang memiliki ruang lingkup sangat luas namun lebih personal.
Kemudian jika kita bandingkan, era media pertama lebih menekankan pada penyebaran informasi yang mengurangi interaksi, sedangkan media baru lebih interaktif dan dapat menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi personal. 

Era media kedua memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
- produksi tidak lagi terpusat namun terdesentralisasi
- Partisipan mempertahankan sifat individunya
- Terdapat demokratisasi, yaitu memfasilitasi warga negara dalam berpendapat
- Komunikasi dua arah
- Menghindari adanya kontrol dari negara

Terdapat seorang ahli yang memiliki pandangan yang sama seperti Mark Poster, yaitu Pierre Levy. Pierre Levy khususnya memandang Internet, dalam hal ini adalah World Wide Web, sebagai lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis. World Wide Web memungkinkan manusia untuk mengembangkan sebuah orientasi baru untuk memperoleh pengetahuan. World Wide Web menyediakan tempat pertemuan virtual yang memperluas dunia sosial, menciptakan kemungkinan baru bagi pengetahuan, dan menyediakan ruang untuk berbagi perspektif tentang dunia web. 

KESIMPULAN

Dari paparan tentang era media pertama dan era media kedua, kita mendapat perbedaan yang cukup signifikan seperti pergeseran dari media analog menjadi media digital, kemudian dari yang hanya menyebarkan informasi, menjadi media yang lebih interaktif dan dapat menghubungkan orang-orang di seluruh dunia. Dari media baru ini muncul pengembangan baru dalam hal memperoleh pengetahuan, media baru menciptakan pertemuan virtual yang memperluas dunia sosial, sehingga menimbulkan adanya pembagian pengetahuan, informasi, dan diskusi antar masyarakat. 




Sumber :

https://pakarkomunikasi.com/teori-new-media.

https://www.slideshare.net/sorayaratna/soraya-ratna-pratiwi-teori-media-baru-new-media-theory.

Creeber, Glenn. 2009. Digital Theory : Theorizing New Media. 





Komentar