A. Agama
1. Apa Itu Agama?
Agama adalah sebuah sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan peribadahan terhadap Tuhan serta kaidah yang berkatian dengan lingkungan dan pergaulan manusia.
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia karena agama termasuk pokok atau dasar moral, petunjuk akan kebenaran, dan juga sebagai bimbingan dikala manusia dalam suka maupun duka.
Menurut Roland Robertson, dimensi komitmen agama terbagi menjadi :
- Dimensi keyakinan mengandung perkiraan / harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
- Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi pengetahuan dikaikan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
- Dimensi keyakinan mengandung perkiraan / harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
- Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi pengetahuan dikaikan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
B. Perkembangan Agama
1. Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dikelompokkan kedalam 3 tipe yaitu :
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. Tipe ini menunjukkan sekelompok orang yang menganut kepercayaan serta kelompok agama yang sama, sehingga tipe ini bisa dibilang hanya kelompok yang kecil, dan terisolasi.
b. Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang. Masih mengikuti serangkaian acara atau upacara keagamaan, namun juga mengikuti perkembangan teknologi sehingga lebih baik karena tidak terisolasi.
c. Masyarakat industri sekuler. Tipe ini menunjukkan masyarakat semakin mengenal teknologi dan hidupnya sudah bergantung dengan teknologi. Sehingga untuk persoalan agama kurang diperhatikan, walaupun kegiatan seperti praktek agama, kebiasaan agama, masih dilakukan.
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. Tipe ini menunjukkan sekelompok orang yang menganut kepercayaan serta kelompok agama yang sama, sehingga tipe ini bisa dibilang hanya kelompok yang kecil, dan terisolasi.
b. Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang. Masih mengikuti serangkaian acara atau upacara keagamaan, namun juga mengikuti perkembangan teknologi sehingga lebih baik karena tidak terisolasi.
c. Masyarakat industri sekuler. Tipe ini menunjukkan masyarakat semakin mengenal teknologi dan hidupnya sudah bergantung dengan teknologi. Sehingga untuk persoalan agama kurang diperhatikan, walaupun kegiatan seperti praktek agama, kebiasaan agama, masih dilakukan.
2. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga dimana tempat tersebut untuk membimbing manusia yang mempunyai suatu agama.
Seperti di Indonesia terdapat beberapa pelembagaan agama seperti adanya MUI (Majelis Ulama Indonesia). MUI menghimpun para ulama Indonesia untuk bersatu dan membimbing agama islam di Indonesia. Lalu ada juga PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) yang menghimpun gereja-gereja kristen protestan di seluruh Indonesia. Untuk lembaga agama katolik ada KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), untuk lembaga agama hindu ada PHDI ( Parisada Hindu Dharma Indonesia), untuk lembaga agama buddha ada Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan untuk lembaga agama Khonghucu ada Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)
C. Agama, Konflik, dan Masyarakat
Di negara-negara yang memiliki agama lebih dari satu, terutama di Indonesia, konflik-konflik antar umat beragama sudah tidak asing lagi. Dari masa dulu sampai skarang banyak kesalahpahaman yang sering terjadi antar umat beragama. Beberapa contohnya adalah seperti tidak bolehnya membangun gereja GKI di wilayah Yasmin, Bogor, dan tidak bolehnya membangun gereja HKBP Philadelphia di Bekasi.
Beberapa hal ini menyebabkan konflik antar umat beragama karena kurangnya toleransi antar umat beragama. Konflik-konflik ini bisa dihindari dengan cara mengingat bahwa masyarakat Indonesia ini terdiri dari bermacam suku bangsa, dan juga agama. Dengan mengingat akan hal itu, marilah kita belajar untuk bisa saling mengerti satu sama lain dan tidak mengedepankan kehendak sendiri masing-masing, sehingga antar umat beragama dapat bersatu menjadi suatu Masyarakat Indonesia yang damai dan harmonis.
Komentar
Posting Komentar